Bangunlah anakku
dengarlah indahnya suara azan subuh
memanggilmu
Suara itu berkumandang menembus dinginnya pagi
menyusuri jalan-jalan yang masih lengang dan sepi
menapaki perbukitan ilalang
menuruni jurang yang terjal
mengetuk pintu-pintu yang masih rapat terkunci
Segera lepaskan selimut malammu anakku
bergegaslah kepancuran
sucikan diri dan nurani
agar kantuk yang tersisa
enggan yang bergayut
terbasuh wudukmu
Lihatlah anakku
sajadah yang terbentang
tasbih yang melingkar
menunggumu
Berdirilah di sajadah subuh itu anakku
dingin yang memaggut
hangatkan dengan zikirmu
Sepi yang menggantung
riuhkan dengan tasbihmu
Sunyi yang mencekam
ramaikan dengan doamu
Sesaat lagi
malaikat pagi akan mengusung subuh ini
menghadap Illahi
Tulis catatanmu dalam rukuk dan sujud anakku
Agar mahkamah Illahi
memutuskan surga untukmu
Guru
Fasya
oh guruku...
kau telah mengajarkan ku ilmu yang banyak...
engkau tetap sabar mengajarku bila aku ribut dikelas...
aku tahu bila kau memarahi aku tandanya kau sayang pada kami...
oh guruku tersayang...
oh guru tercinta...
maafkan kesalahnku yang telah kubuat...
dan terima kasih atas semua jasa jasa yang telah kau berikan...
seakan engkau tak menghiraukannya…
Andai engkau telah gelap mata dan keras
hati…lekas kembali akhi…! Engkau telah mengetahui bahwa Nabi-mu -’alaihi
ash shalatu wa sallam- telah bertutur…
Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir
radhiyallahu’anhu, dia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah keselamatan
itu? Apakah keselamatan itu?”. Maka Nabi menjawab,Tahanlah lisanmu, hendaknya rumah terasa luas untukmu, dan tangisilah kesalahan-kesalahanmu.” (HR. At Tirmidzi no. 2406), shahih menurut al-Albani dalam Shahih at-Targhib no. 2741).
tapi kau tak pernah menangisi dosa dan kesalahanmu…
Andai engkau telah gelap mata dan keras
hati…lekas kembali akhi…! Engkau telah mengetahui bahwa Ibnu Qayyim al
Jauziyyah -rahimahullah- telah bertutur…
” Hati yang sakit adalah hati yang
hidup namun mengandung penyakit. Ia akan mengikuti unsur yang kuat.
Kadang-kadang ia cenderung kepada ‘kehidupan’, dan kadang-kadang pula
cenderung kepada ‘penyakit’. Padanya ada kecintaan, keimanan,
keikhlasan, dan tawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , yang
merupakan sumber kehidupannya. Padanya pula ada kecintaan dan ketamakan
terhadap syahwat, hasad, sombong, dan sifat ujub, yang merupakan sumber
bencana dan kehancurannya. Ia ada diantara dua penyeru; penyeru kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan hari
akhir, dan penyeru kepada kehidupan duniawi. Seruan yang akan
disambutnya adalah seruan yang paling dekat, paling akrab…”
sadarkah engkau akan hal ini…??? Seakan – akan kini engkau telah…
Berlebihan dalam berbicara
Melakukan kemaksiatan atau tidak menunaikan kewajiban
Terlalu banyak tertawa
Banyak berbuat dosa
Wallahua’lam bish shawab…
—+++—
Sempat tersirat rasa kesal dengan
beberapa teman yang ketika malam menjelang ujian, mereka hanya bermain
game tanpa belajar, contek sana – contek sini…melihat catatan via
handphone dan beberapa kecurangan – kecurangan yang lainnya…
Sedangkan kita, belajar cukup tekun -insya Allah-, ujian jujur -insya Allah- akan tetapi…???
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.