PUISI PENYEJUK HATI

DIALOG SUBUH
Jumeimi Mulyati

Bangunlah anakku
dengarlah indahnya suara azan subuh
memanggilmu

Suara itu berkumandang menembus dinginnya pagi
menyusuri jalan-jalan yang masih lengang dan sepi
menapaki perbukitan ilalang
menuruni jurang yang terjal
mengetuk pintu-pintu yang masih rapat terkunci

Segera lepaskan selimut malammu anakku
bergegaslah kepancuran
sucikan diri dan nurani
agar kantuk yang tersisa
enggan yang bergayut
terbasuh wudukmu

Lihatlah anakku
sajadah yang terbentang
tasbih yang melingkar
menunggumu

Berdirilah di sajadah subuh itu anakku
dingin yang memaggut
hangatkan dengan zikirmu
Sepi yang menggantung
riuhkan dengan tasbihmu
Sunyi yang mencekam
ramaikan dengan doamu

Sesaat lagi
malaikat pagi akan mengusung subuh ini
menghadap Illahi
Tulis catatanmu dalam rukuk dan sujud anakku
Agar mahkamah Illahi
memutuskan surga untukmu

Guru
Fasya

oh guruku...
kau telah mengajarkan ku ilmu yang banyak...
engkau tetap sabar mengajarku bila aku ribut dikelas...
aku tahu bila kau memarahi aku tandanya kau sayang pada kami...
oh guruku tersayang...
oh guru tercinta...
maafkan kesalahnku yang telah kubuat...
dan terima kasih atas semua jasa jasa yang telah kau berikan...
seakan engkau tak menghiraukannya…

Andai engkau telah gelap mata dan keras hati…lekas kembali akhi…! Engkau telah mengetahui bahwa Nabi-mu -’alaihi ash shalatu wa sallam- telah bertutur…

Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir radhiyallahu’anhu, dia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah keselamatan itu? Apakah keselamatan itu?”. Maka Nabi menjawab,Tahanlah lisanmu, hendaknya rumah terasa luas untukmu, dan tangisilah kesalahan-kesalahanmu.” (HR. At Tirmidzi no. 2406), shahih menurut al-Albani dalam Shahih at-Targhib no. 2741).
tapi kau tak pernah menangisi dosa dan kesalahanmu…

Andai engkau telah gelap mata dan keras hati…lekas kembali akhi…! Engkau telah mengetahui bahwa Ibnu Qayyim al Jauziyyah -rahimahullah- telah bertutur…

” Hati yang sakit adalah hati yang hidup namun mengandung penyakit. Ia akan mengikuti unsur yang kuat. Kadang-kadang ia cenderung kepada ‘kehidupan’, dan kadang-kadang pula cenderung kepada ‘penyakit’. Padanya ada kecintaan, keimanan, keikhlasan, dan tawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , yang merupakan sumber kehidupannya. Padanya pula ada kecintaan dan ketamakan terhadap syahwat, hasad, sombong, dan sifat ujub, yang merupakan sumber bencana dan kehancurannya. Ia ada diantara dua penyeru; penyeru kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan hari akhir, dan penyeru kepada kehidupan duniawi. Seruan yang akan disambutnya adalah seruan yang paling dekat, paling akrab…”

(Tazkiyatun Nafs, Pustaka Arafah, Solo. Cetakan Pertama: Februari 2001/Dzul Qa’dah 1421 H, hal.22-24)
sadarkah engkau akan hal ini…???
Seakan – akan kini engkau telah…

Berlebihan dalam berbicara
Melakukan kemaksiatan atau tidak menunaikan kewajiban
Terlalu banyak tertawa
Banyak berbuat dosa
Wallahua’lam bish shawab…
—+++—
Sempat tersirat rasa kesal dengan beberapa teman yang ketika malam menjelang ujian, mereka hanya bermain game tanpa belajar, contek sana – contek sini…melihat catatan via handphone dan beberapa kecurangan – kecurangan yang lainnya…
Sedangkan kita, belajar cukup tekun -insya Allah-, ujian jujur -insya Allah- akan tetapi…???

PUISI PENYEJUK HATI Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.